Berikut ini ialah sebuah contoh makalah ekonomi dengan judul pembangunan ekonomi daerah sebagai contoh dan tumpuan untuk anda yang mencari makalah ekonomi untuk mempelajarinya mabadunga mendapat kiprah pembuatan makalah mata kuliah ekonomi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 ihwal perubahan atas UU Nomor 22 tahun 1999 ihwal Otonomi daerah, maka terjadi pula pergeseran dalam pembangunan ekonomi yang tadinya bersifat sentralisasi (terpusat), kini mengarah kepada desentralisasi yaitu dengan memdiberikan keleluasaan kepada daerah untuk membangun daerahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonominya.
Dasar konseptual pembangunan daerah umumnya tidak dijelaskan secara eksplisit. Pengertiannya ludang keringh berarti simpel (utilitarian), di mana pembangunan daerah di anggap bisa secara akibattif menghadapi permasalahan pembangunan di daerah. Pembangunan daerah melalui prosedur pengambilan keputusan otonomi diyakini bisa merespons permasalahan konkret yang akan sering muncul dalam keadaan masih tingginya intensitas alokasi sumber daya alam dalam pembangunan. Otonomi dalam manajemen pembangunan ini dirasakan makin relevan sejalan dengan keragaman sosial dan ekologi (bio-social diversity) pada suatu wilayah.
Pengertian dan penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan kudang keringjakan ekonomi atau keputusan politik yang bekerjasama dengan alokasi secara spasial dari kudang keringjakan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, kesepakatan-kesepakatan nasional menyangkut sistem politik dan pemerintahan, atau aturan mendasar lainnya, sangat memilih pengertian dari pembangunan daerah. Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap pembangunan daerah dari setiap negara akan sangat beragam. Singapura, Brunei, atau negara yang berukuran kecil sangat mungkin tidak mengenal istilah pembangunan daerah. Sebaliknya bagi negara besar, ibarat Indonesia atau Amerika Serikat perlu memutuskan definisi-definisi pembangunan daerah yang rinci untuk mengimplementasikan pembangunannya.
Dasar aturan penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber dari Undang-Undang Dasar (UUD) Negara RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga dikala ini, implementasi formal pasal tersebut terdiri tiga kali momentum penting, yaitu UU No 5 Tahun 1974 ihwal Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan UU No 22 Tahun 1999 serta UU No 32 Tahun 2004 ihwal Pemerintahan Daerah. Sebelum tahun 1974, bukan saja pembangunan daerah, pembangunan nasional juga diakui belum didefinisikan dan direncanakan secara baik. Implementasi pembangunan daerah berdasar UU No 5 Tahun 1974 ihwal Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, terbukti sangat mendukung keberhasilan pembangunan nasional hingga Pelita VI tetapi juga bisa secara eksklusif melegitimasi kepemimpinan Presiden Suharto. Sementara UU No 22 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan UU No 32 Tahun 2004 ludang keringh merupakan koreksi-koreksi sistematis disebabkan oleh permasalahan struktural (sistemik) maupun dalam hal implementasi. Maka dari itu kami mencoba membuat suatu pemaparan mengenai pembangunan daerah dalam sebuah makalah yang berjudul “ Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah ”.
1.2 Identifikasi Permasalahan
Permasalahan yang diangkat di dalam makalah ini adalah:
1. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
2. Teori seni manajemen pembangunan ekonomi
3. Macam-macam seni manajemen pembangunan ekonomi
4. Strategi pembangunan ekonomi Indonesia
5. Pembangunan ekonomi daerah
6. Strategi pembangunan ekonomi daerah
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu kiprah mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia, serta untuk mengetahui seni manajemen pembangunan ekonomi daerah khususnya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Sebelum memdiberikan pemaparan yang ludang keringh dalam mengenai seni manajemen pembangunan ekonomi daerah alangkah baiknya kita rinci terludang keringh lampau apa yang di maksud dengan istilah pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi ialah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu Negara.
Pembangunan ekonomi tak sanggup lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan Pendapatan Nasional Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya ialah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya ludang keringh bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam baku pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi ludang keringh bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada aneka macam sektor perekonomian ibarat dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menimbulkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
2.2 Teori Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi Penataan Kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, skor, dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945) ; tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera terperinci dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Paradigma Pembangunan untuk tiruana dalam konteks Indonesia, berdasarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hanya sanggup dilakukan dengan menerapkan enam seni manajemen dasar pembangunan.
a. Menerapkan seni manajemen pembangunan yang inklusif, yang menjamin pemerataan dan keadilan, serta bisa menghormati dan menjaga keberagaman rakyat Indonesia.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan aneka macam macam kudang keringjakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
b. Pembangunan Indonesia haruslah berdimensi kewilayahan.
c. Menciptakan integrasi ekonomi nasional dalam era globalisasi.
d. Pengembangan ekonomi lokal di setiap daerah, guna membangun ekonomi domestik yang kuat secara nasional.
e. Adanya keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth with Equity. Oleh lantaran itu, pemerintah menerapkan Program Keluarga Harapan (PKH), , BLT, Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR). “Strategi demikian juga merupakan koreksi atas kudang keringjakan pembangunan terlampau, yang dikenal dengan trickle down effect,” ujarnya.
f. Adapun seni manajemen yang terakhir ialah pembangunan yang menitik-beratkan pada kemajuan kualitas manusianya. Manusia Indonesia bukan sekedar obyek pembangunan, melainkan justru subyek pembangunan. Sumber daya insan menjadi pemain film dan sekaligus konsentrasi tujuan pembangunan, sehingga sanggup dibangun kualitas kehidupan insan Indonesia yang makin baik
2.3 Macam-macam Strategi Pembangunan Ekonomi
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu Negara ialah mengetahui ihwal seni manajemen pembangunan ekonomi. Strategi pembangunan ekonomi didiberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor (variable) yang akan dijadikan faktor/variable utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (suroso, 1993). Beberapa seni manajemen pembangunan ekonomi yang sanggup disampaikan adalah:
A. Strategi pertumbuhan
Inti dari konsep ini ialah :
§ Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga sanggup menimbulkan tanggapan pertumbuhan ekonomi.
§ Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian kembali.
§ Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
§ Kritik paling keras dari seni manajemen yang pertama ini adalah, bahwa pada kenyataannya yang tgerjadi ialah ketimpangan yang semakin tajam.
B. Strategi pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep ini adalah, dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, ibarat halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan agenda terpadu.
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif gres yang muncul ialah seni manajemen pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini ialah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, ibarat melalui penyusunan planning induk, paket agenda terpadu. Dengan kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum bisa memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang ibarat pengangguran masal, kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.
Berikut ialah contoh kasus seni manajemen pemerataan pembangunan yang terjadi di Provinsi Banten :
Tak sanggup dipungkiri, kondisi geografis suatu daerah mempunyai peranan penting dalam kemajuan pembangunan. Daerah yang berada di wilayah strategis sangat signifikan dalam mempercepat dan meningkatkan pembangunan ekonomi. Sebagai contoh, Provinsi Banten yang secara geografis sanggup dibagi dalam dua wilayah pembangunan, yaitu utara dan selatan. Bagian utara meliputi Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Cilegon. Sedangkan pecahan selatan meliputi Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang.
Daerah pecahan selatan relatif tertinggal dibandingkan daerah pecahan utara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB 2009 di Kabupaten Pandeglang dan Lebak pecahan selatan masing-masing mencapai Rp 3,9 miliar dan Rp 3,8 miliar. Sedangkan pecahan utara ibarat Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang mencapai Rp 17 miliar dan Rp 27 miliar. Padahal, Kabupaten Lebak dan Pandeglang luasnya 63,89 persen dari luas Banten. Sementara Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang hanya 12.06 persen luas Banten.
Kondisi tersebut disebabkan oleh geografi-strategis daerah pecahan utara yang sangat bersahabat dengan kota metropolis DKI Jakarta. Posisi Tangerang dan Kota Tangerang sebelah utara merupakan hinterland bagi DKI Jakarta. Tangerang ludang keringh melayani Jakarta dibandingkan wilayah selatan. Sebaliknya, pecahan selatan seolah menjadi daerah yang berdiri sendiri. Di samping itu, tempat pecahan utara merupakan spill over (tumpahan) pembangunan di DKI Jakarta. Bisa dilihat misalnya, Kota Tangsel yang relaf gres sudah mempunyai indikator pembangunan sangat baik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel sudah mencapai 75,1 dan pendapatan per kapita Rp 8.459 juta ludang keringh.
Oleh lantaran itu, ketimpangan yang terjadi antara utara-selatan harus segera diatasi, salah satunya, melalui seni manajemen pembangunan jangka panjang dengan meterbaikkan potensi daerah tertinggal. Saat ini, seni manajemen yang tengah dikembangkan, antara lain, dengan menjadikan daerah pecahan selatan sebagai tempat minapolitan. Konsep utamanya ialah pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis tempat dengan keterpaduan lintas sektor untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Sedangkan prinsipnya ialah pengembangan kewilayahan yang akibattif, efisien disertai proteksi lintas sektor.
Lokasi-lokasi pengembangan minapolitan Banten meliputi Pelabuhan perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, tempat budidaya rumput bahari Pontang, Kota Serang, dan tempat budidaya kerang Panimbang dan tempat awalan pendaratan ikan (PPI) Binuangeun. Lokasi itu merupakan pusat pengembangan perikanan yang diprioritaskan. Mulai 2012 empat tempat pelabuhan perikanan tersebut akan menjadi tempat minapolitan di Banten untuk jenis perikanan tangkap.
Anggaran sektoral pada DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Banten akan dikonsentrasikan untuk memdiberikan input produksi serta sarana dan prasarana pokok. Sedangkan yang lintas sektoral berupa penyediaan prasarana pendukung ibarat jalan, jalan masuk irigasi serta proteksi lain yang diperlukan. Dalam pengaplikasiannya, sebagain besar yang dimiliki akan dikonsentrasikan pada lokasi minapolitan dimaksud.
Proyek pengembangan tempat minapolitan di Banten ini akan menjadi percontohan nasional bagi sektor kelautan dan perikanan. Karena itu, proyek ini perl dikawal oleh seluruh elemen masyarakat supaya proyek ini berhasil. Pengembangan tempat minapolitan harus menjadi prioritas utama yang dikerjakan sungguh-sungguh di masing-masing daerah. Dukungan dan kolaborasi tiruana pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan agenda strategis ini, sehingga kesenjangan pembangunan sanggup teratasi.
C. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep seni manajemen pertama dan kedua mendorong para pakar ekonimi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul seni manajemen pembangunan dengan nama seni manajemen ketergantungan adalah:
§ Jika suatu Negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, Negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usah melepaskan ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang sanggup ditempuh diantaranya adalah; meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, ludang keringh menyayangi produk nasional, dan sejenisnya.
§ Teori ketergantungan ini kemudian dikeritik oleh Kathari dengan menyampaikan “…sebab selalu akan mudah sekali bagi kita untuk menumpahkan tiruana kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja…” (Kathari dalam Ismid Hadad, 1980).
D. Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myedall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secapat daerah yang ludang keringh kaya/maju. dikarenakan kemampuan/ efek menyebar dari kaya ke miskin (spread effects) ludang keringh kecil dari pada terjadinya pedoman sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Mydrall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai. Sedangkan Hirscham percaya, sekalipun gres akan tercapai dalam jangka panjang.
E. Strategi pendekatan kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus benar – benar dipenuhi, ibarat sandang, pangan, dan papan. Dalam hal pembangunan Indonesia masih sangat rendah terutama pada sektor pemenuhan kebutuhan pokok, Indonesia masih jauh dari kata terpenuhi. Masih banyak masyarakat Indonesia yang kebutuhan pokoknya belum terpenuhi. Maka dari itu dilakukan suatu seni manajemen untuk menanggulanginya, yaitu seni manajemen pendekatan kebutuhan pokok. Sasaran dalam seni manajemen ini ialah menanggulangi kemiskinan secara masal. Menghapus kemiskinan di indonesia mungkin hal yang sangat susah untuk diwujudkan tapi setidaknya mengurangi kemiskinan sanggup diupayakan. Penanggulangan kemiskinan sanggup diupayakan dengan cara – cara diberikut antara lain:
1) Kurangi korupsi, mengurangi korupsi mungkin ludang keringh mudah daripada memberantas korupsi secara keseluruhan. Setidaknya dengan berkurangnya korupsi sanggup membantu menanggulangi kemiskinan.
2) Percayakan produk lokal dan kalo sanggup dinomorsatukan, mempercayai dan memakai produk lokal atau dalam negeri ludang keringh baik daripada memakai produk luar lantaran sanggup membantu Negara ini sendiri biar semakin berkembang.
3) Tingkatkan mutu barang, meningkatkan mutu atau kualitas dari suatu barang itu sangat penting, lantaran kualitas memilih kepercayaan konsumen terhadap suatu barang.
4) Maksimalkan pendidikan dan keterampilan, meningkatkan dan meterbaikkan pendidikan bagi masyarakat, serta mengajarkan keterampilan bagi masyarakat luas sanggup menghasilkan sumber daya insan yang unggul sehingga sanggup membuat lapangan pekerjaan sendiri.
5) Jujur, perilaku jujur merupakan suatu pondasi untuk mempunyai hidup yang ludang keringh baik. Jujur harus ditanamkan kepada tiruana orang biar tidak terjadi hal yang sanggup merugikan Negara ibarat korupsi.
6) Gigih, untuk menanggulangi kemiskinan kita harus melakukannya dengan bersungguh-sungguh biar tercapai yang kita harapkan.
Usaha Strategi selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) yang menekankan bahwa kebutuhan pokok insan mustahil sanggup dipenuhi kalau pendapatan masih rendah tanggapan kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh lantaran itu sebaiknya usaha-usaha ludang keringh diarahkan pada penciptaan lapangan pekerjaan bagi pengangguran, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, pemberdayaan sumber daya manusia, distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata dan sejenisnya.
Tujuan pemenuhan kebutuhan pokok untuk mengamanatkan bahwa di antara implikasi dan konsekuensi logis dari iman ukhuwah ialah sumber daya nikmat yang ada harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pokok tiruana individu sehingga setiap orang mendapat baku hidup yang manusiawi, layak dan terhormat sesuai dengan martabat manusia.
Sasaran dari seni manajemen ini ialah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok insan mustahil sanggup dipenuhi kalau pendapatan masih rendah tanggapan kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh lantaran itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
2.4 Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Sebelum orde gres seni manajemen pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada perjuangan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya Nampak adanya kecenderungan ludang keringh menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik, dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, seni manajemen pembangunan di Indonesia labih diarahkan pada tindakan pemmembersihkanan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama perjuangan untuk menekankan laju yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan pemerintah yang ada, sanggup sedikit disimpulkan bahwa seni manajemen pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan seni manajemen yang ekstrem. Sebagai contoh selain seni manajemen pemerataan pembangunan, Indonesia-pun tidak mengesampingkan stratei pertumbuhan, dan seni manajemen yang berwawasan ruang ( terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan aneka macam wilayah pembangunan I,II, III dan seterusnya).
Strategi-strategi tersebut kemudian dipertegas dengan dtetapkannya sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yakni :
§ Repelita I: meletakkan titik berat pada sector pertanian dan industry yang mendukung setor pertanian meletakkan lendasan yang kuat bagi tehap selanjutnya.
§ Repelita II: meletakkan titik berat pada sector pertanian dengan meningkatkan industry yang mengolah materi mentah menjadi materi baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
§ Repelita III: meletakkan titik berat pada sector pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industry yang mengolah materi baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
§ Repelita IV: meletakkan titik berat pada sector pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industry yang sanggup manghasilkan mesin-mesin industry sendiri, baik industry ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjtnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
2.5 Pembangunan Ekonomi Daerah
Sebelum menjelaskan ihwal pembangunan ekonomi daerah, disini akan menjelaskan terludang keringh lampau ihwal pengertian daerah (regional) itu sendiri, lantaran pengertian daerah sanggup berbeda-beda artinya tergantung pada sudut pandang melihatnya. Misalnya dari sudut hokum, keamanan, kepemerintahan dan lain sebagainya. Namun kami dalam hal ini akan menjelaskan pengertian daerah hanya melihat dari sudut pandang ekonominya saja.
Ditinjau dari sudut pandang ekonominya daerah mempunyai arti :
a) Suatu daerah dianggap sebagai raung dimana terdapat acara ekonomi dan di dalam pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama, kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan perkapita, sosia-budayanya, geografisnya dan lain sebagainya. Daerah yang mempunyai ciri-ciri ibarat ini disebut daerah homogen.
b) Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang apabila daerah tersebut dikuasai oleh sutu atau beberapa pusat acara ekonomi. Daerah dalam pengetian ini disebut sebagai daerah modal.
c) Suatu daerah ialah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu manajemen tertentu ibarat satu provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan lain sebagainya. Daerah ini didasarkan pada pembagian administrative suatu Negara. Daerah dalam pengertian ini dinamakan daerah adminitrasi.
Lincolin Arsyad (2000) memdiberikan pengertian pembangunan ekonomi daerah ialah “sebagai proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kementrian antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk membuat suatu lapangan kerja gres dan merangsang perkembangan acara ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut”.
Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok permasalahannya ialah terletak pada kudang keringjakan-kudang keringjakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous) dengan memakai potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarah pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk membuat kesempatan kerja gres dan merangsang peningkatan acara ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah ialah suatu proses yang meliputi pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang ludang keringh baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan usaha-usaha baru.
Tujuan utama dari setiap pembangunan ekonomi daerah ialah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bahu-membahu mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh lantaran itu, pemerintah dengan partisipasi masyarakatnya, dengan proteksi sumberdaya yang ada harus bisa menghitung potensi sumber daya-sumber daya yang diharapkan untuk merancang dan membangun ekonomi daerahnya.
2.6 Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
Secara umum seni manajemen pembangunan ekonomi ialah membuatkan kesempatan kerja bagi penduduk yan ada kini dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta membuatkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Pembjaminan ekonomi akan berhasil bila bisa memenuhi kebutuhan dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada jadinya akan mensugesti kesempatan kerja.
Lincolin Arsyad (2000) secara garis besar menggambarkan seni manajemen pembangunan ekonomi daerah sanggup dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a) Strategi pengembangan fisik ( locality or physical development strategy)
Melalui pengembangan agenda perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang ditunjukkan untuk kepentingan pembangunan isdustri dan perdagangan, pemerintah daerah akan besar lengan berkuasa positif bagi pembangunan dunia perjuangan daerah. Secara khusus, tujuan seni manajemen pembjaminan fisik ini ialah untuk membuat bukti diri masyarakat , dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic center) dalam upaya memperbaiki dunia perjuangan daerah. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diharapkan alat-alatpendukung, yaitu :
· Pembuatan bank tanah (land banking), dengan tujuan biar mempunyai data ihwal tanah yang kurang optimal penggunaannya, tanah yang belum dikembangkan,atau salah ddalam penggunaannya dan lain sebagainya.
· Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan tujuan untuk memperbaiki iklim investasi di daerah dan meperbaiki gambaran pemerintah daerah.
· Penataan kota (townscaping), dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan, penataan pusat-pusat pertokoan, dan penetapan baku fisik suatu bangunan.
· Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik untuk merangsang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah.
· Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan besar lengan berkuasa positif bagi dunia usaha, disamping membuat lapangan kerja.
· Penyediaan infrastruktur ibarat : sarana air membersihkan, taman, sarana parkir, tempat olahraga dan lain sebagainya.
b) Strategi pengembangan dunia perjuangan ( business development strategy)
Pengembangan dunia perjuangan merupakan komponen penting dalam pembangunan ekonomi daerah, lantaran daya tarik, kerativitas atau daya tahan acara ekonomi dunia usaha, ialah merupakan cara terbaik untuk membuat perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diharapkan alat-alat pendukung, antara lain :
· Penciptaan iklim perjuangan yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan kudang keringjakan yang memdiberikan kegampangan bagi dunia perjuangan dan pada dikala yang sama mencegah penurunan kualitas lingkungan.
· Pembuatan informasi terpadu yanf sanggup megampangkan masyarakat dan dunia perjuangan untuk bekerjasama dengan pegawanegeri pemerintah daerah yang berkaitan dengan perijinan dan informasi planning pembangunan ekonomi daerah.
· Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan perjuangan kecil, lantaran perjuangan kecil kiprahnya sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumber dorongan memajukan kewirausahaan.
· Pembuatan system pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak hemat dalam produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk impor, seta perilaku kooperatif sesama pelaku bisnis.
· Pembuatan forum penelitian dan pengembangan litbang). Lembaga ini diharapkan untuk melaksanakan kajian ihwal pengembangan produk baru, teknologi baru,dan pencarian pasar baru.
c) Strategi pengembangan sumber daya insan ( human resource development strategy)
Strategi pengembangan sumberdaya insan merupakan aspek yang paling penting dalam proses pembangunan ekonomi, oleh lantaran itu pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas dan ketrampilan sumberdaya insan ialah suatu keniscayaan. Pengembangan kualitas seumberdaya insan sanggup dilakukan denganca cara :
· Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pembinaan yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan asa sipemdiberi kerja.
· Pembuatan bank kepakaran (skill banks), sebagai bank informasi yang diberisi data ihwal kepakaran dan latar belakang orang yang menganggur di penciptaan iklim yang mendukung bagi perkembangan lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan di daerah.
· Pengembangan forum pembinaan bagi para penyandang cacat.
d) Strategi pengembangan masyarakat (community based development strategy)
Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan acara yang ditujukan untuk memberdayakan (empowerment)suatu kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah. Kegiatan-kegiatn ini berkembang baik di Indonesia belakangan ini, lantaran ternyata kudang keringjakan umum ekonomi yang tidak bisa memdiberikan manfaat bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Tujuan acara ini ialah untuk membuat manfaat social, ibarat contohnya dengan membuat proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh laba dari usahanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didalam melaksanakan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang terpercaya serta diharapkan sanggup melaksanakan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan seruan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data hingga tingkat Kabupaten/Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diharapkan ialah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan menimbulkan adanya pekerjaan berat kepada para pakar pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kudang keringjakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi aneka macam problem yang muncul tanggapan kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.
Upaya pembangunan yang terjadwal sanggup dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Ludang keringh jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya perjuangan pembangunan.
Perencanaan pembangunan mempunyai ciri khusus yang bersifat perjuangan pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:
- Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat sanggup tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
- Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
- Berisi upaya melaksanakan struktur perekonomian
- Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
- Adanya pemerataan pembangunan.
3.2 Saran
Pembangunan daerah disertai dengan otonomi atau disebut juga otonomi daerah, sangat relevan dengan pembangunan secara menyeluruh lantaran beberapa alasan.
· Bahwa pembangunan daerah sangat tepat diimplementasikan dalam mana perekonomian mengtangguhkan kepada pengelolaan sumber-sumber daya publik (Common and public resources) antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau pengelolaan wilayah perkotaan.
· Pembangunan daerah meyakini bisa memenuhi asa keadilan ek onomi bagi sebagian banyak orang. Dengan otonomi daerah diharapkan sanggup memenuhi prinsip bahwa yang menghasilkan ialah yang menikmati, dan yang menikmati haruslah yang menghasilkan.
· Pembangunan daerah sanggup menurunnya biaya-biaya transaksi ( transaction cost). Biaya transaksi merupakan biaya total pembangunan yang sanggup dipisahkan ke dalam biaya informasi , biaya yang menempel dengan harga komoditi, dan biaya pengamanan.
· Pembangunan daerah sanggup meningkatnya domesticpurchasing power
Empat alasan yang dikemukakan di atas mempunyai arti strategis dalam rangka membuatkan perekonomian di daerah utamanya di perdesaan. Hal tersebut bukan saja disebabkan sumber permasalahan ludang keringh banyak bertempat diperdesakan secara fisik, tetappi sebetulnya perdesaaan juga menyimpan skor-skor lokal yang perli didiberi peluang untuk berkembang memanfaatkan sumber-sumberdaya alam melalui otonomi daerah.
Itulah sebabnya menjadi penting bahwa pembangunan daerah memerlukan perencanaan dan koordinasi yang terpadu, secara vertikal maupun horizontal, untuk mengantisipasi pedoman externality secara spasial maupun akumulatif. Dengan demikian, kudang keringjakan dan agenda pembangunan daerah yang disusun tidak hanya sanggup memdiberi panduan yang terarah dan efisien bagi pemecahan permasalahan tetapi ludang keringih jauh memdiberi jaminan akan keberlanjutan sistem produksi dalam wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
/search?q=kumpulan-contoh-makalah-komplit-terbaru_28
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
/search?q=kumpulan-contoh-makalah-komplit-terbaru_28
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
Nugroho, Iwan dan Rokhimin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah perspektif Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES
Drs.Subandi,M.M.2005.Sistem Ekonomi Indonesia. Alfabeta Bandung
----------
Demikianlah artikel contoh makalah ekonomi yang sanggup didiberikan pada postingan kali ini, semoga berguna untuk anda.
Contoh Makalah Ekonomi
---- Pembangunan Ekonomi Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2004 ihwal perubahan atas UU Nomor 22 tahun 1999 ihwal Otonomi daerah, maka terjadi pula pergeseran dalam pembangunan ekonomi yang tadinya bersifat sentralisasi (terpusat), kini mengarah kepada desentralisasi yaitu dengan memdiberikan keleluasaan kepada daerah untuk membangun daerahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonominya.
Dasar konseptual pembangunan daerah umumnya tidak dijelaskan secara eksplisit. Pengertiannya ludang keringh berarti simpel (utilitarian), di mana pembangunan daerah di anggap bisa secara akibattif menghadapi permasalahan pembangunan di daerah. Pembangunan daerah melalui prosedur pengambilan keputusan otonomi diyakini bisa merespons permasalahan konkret yang akan sering muncul dalam keadaan masih tingginya intensitas alokasi sumber daya alam dalam pembangunan. Otonomi dalam manajemen pembangunan ini dirasakan makin relevan sejalan dengan keragaman sosial dan ekologi (bio-social diversity) pada suatu wilayah.
Pengertian dan penerapan pembangunan daerah umumnya dikaitkan dengan kudang keringjakan ekonomi atau keputusan politik yang bekerjasama dengan alokasi secara spasial dari kudang keringjakan pembangunan nasional secara keseluruhan. Dengan demikian, kesepakatan-kesepakatan nasional menyangkut sistem politik dan pemerintahan, atau aturan mendasar lainnya, sangat memilih pengertian dari pembangunan daerah. Atas dasar alasan itulah pandangan terhadap pembangunan daerah dari setiap negara akan sangat beragam. Singapura, Brunei, atau negara yang berukuran kecil sangat mungkin tidak mengenal istilah pembangunan daerah. Sebaliknya bagi negara besar, ibarat Indonesia atau Amerika Serikat perlu memutuskan definisi-definisi pembangunan daerah yang rinci untuk mengimplementasikan pembangunannya.
Dasar aturan penyelenggaraan pembangunan daerah bersumber dari Undang-Undang Dasar (UUD) Negara RI 1945 Bab VI pasal 18. Hingga dikala ini, implementasi formal pasal tersebut terdiri tiga kali momentum penting, yaitu UU No 5 Tahun 1974 ihwal Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan UU No 22 Tahun 1999 serta UU No 32 Tahun 2004 ihwal Pemerintahan Daerah. Sebelum tahun 1974, bukan saja pembangunan daerah, pembangunan nasional juga diakui belum didefinisikan dan direncanakan secara baik. Implementasi pembangunan daerah berdasar UU No 5 Tahun 1974 ihwal Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, terbukti sangat mendukung keberhasilan pembangunan nasional hingga Pelita VI tetapi juga bisa secara eksklusif melegitimasi kepemimpinan Presiden Suharto. Sementara UU No 22 Tahun 1999 yang diperbaiki dengan UU No 32 Tahun 2004 ludang keringh merupakan koreksi-koreksi sistematis disebabkan oleh permasalahan struktural (sistemik) maupun dalam hal implementasi. Maka dari itu kami mencoba membuat suatu pemaparan mengenai pembangunan daerah dalam sebuah makalah yang berjudul “ Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah ”.
1.2 Identifikasi Permasalahan
Permasalahan yang diangkat di dalam makalah ini adalah:
1. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
2. Teori seni manajemen pembangunan ekonomi
3. Macam-macam seni manajemen pembangunan ekonomi
4. Strategi pembangunan ekonomi Indonesia
5. Pembangunan ekonomi daerah
6. Strategi pembangunan ekonomi daerah
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu kiprah mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia, serta untuk mengetahui seni manajemen pembangunan ekonomi daerah khususnya di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Sebelum memdiberikan pemaparan yang ludang keringh dalam mengenai seni manajemen pembangunan ekonomi daerah alangkah baiknya kita rinci terludang keringh lampau apa yang di maksud dengan istilah pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan ekonomi ialah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu Negara.
Pembangunan ekonomi tak sanggup lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan Pendapatan Nasional Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya ialah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya ludang keringh bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam baku pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi ludang keringh bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada aneka macam sektor perekonomian ibarat dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menimbulkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
2.2 Teori Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi Penataan Kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, skor, dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; Undang-Undang Dasar 1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945) ; tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera terperinci dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Paradigma Pembangunan untuk tiruana dalam konteks Indonesia, berdasarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hanya sanggup dilakukan dengan menerapkan enam seni manajemen dasar pembangunan.
a. Menerapkan seni manajemen pembangunan yang inklusif, yang menjamin pemerataan dan keadilan, serta bisa menghormati dan menjaga keberagaman rakyat Indonesia.
“Dalam kerangka pembangunan yang inklusif ini, pemerintah telah menjalankan aneka macam macam kudang keringjakan. Di antaranya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri,” ujarnya.
b. Pembangunan Indonesia haruslah berdimensi kewilayahan.
c. Menciptakan integrasi ekonomi nasional dalam era globalisasi.
d. Pengembangan ekonomi lokal di setiap daerah, guna membangun ekonomi domestik yang kuat secara nasional.
e. Adanya keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth with Equity. Oleh lantaran itu, pemerintah menerapkan Program Keluarga Harapan (PKH), , BLT, Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR). “Strategi demikian juga merupakan koreksi atas kudang keringjakan pembangunan terlampau, yang dikenal dengan trickle down effect,” ujarnya.
f. Adapun seni manajemen yang terakhir ialah pembangunan yang menitik-beratkan pada kemajuan kualitas manusianya. Manusia Indonesia bukan sekedar obyek pembangunan, melainkan justru subyek pembangunan. Sumber daya insan menjadi pemain film dan sekaligus konsentrasi tujuan pembangunan, sehingga sanggup dibangun kualitas kehidupan insan Indonesia yang makin baik
2.3 Macam-macam Strategi Pembangunan Ekonomi
Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu Negara ialah mengetahui ihwal seni manajemen pembangunan ekonomi. Strategi pembangunan ekonomi didiberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor (variable) yang akan dijadikan faktor/variable utama yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan (suroso, 1993). Beberapa seni manajemen pembangunan ekonomi yang sanggup disampaikan adalah:
A. Strategi pertumbuhan
Inti dari konsep ini ialah :
§ Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah, dan memusat, sehingga sanggup menimbulkan tanggapan pertumbuhan ekonomi.
§ Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian kembali.
§ Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
§ Kritik paling keras dari seni manajemen yang pertama ini adalah, bahwa pada kenyataannya yang tgerjadi ialah ketimpangan yang semakin tajam.
B. Strategi pembangunan dengan pemerataan
Inti dari konsep ini adalah, dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, ibarat halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan agenda terpadu.
Keadaan sosial antara si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif gres yang muncul ialah seni manajemen pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini ialah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social engineering, ibarat melalui penyusunan planning induk, paket agenda terpadu. Dengan kata lain, pembangunan masih diselenggarakan atas dasar persepsi, instrumen yang ditentukan dari dan oleh mereka yang berada “diatas” (Ismid Hadad, 1980). Namun ternyata model pertumbuhan pemerataan ini juga belum bisa memecahkan masalah pokok yang dihadapi negara-negara sedang berkembang ibarat pengangguran masal, kemiskinan struktural dan kepincangan sosial.
Berikut ialah contoh kasus seni manajemen pemerataan pembangunan yang terjadi di Provinsi Banten :
Tak sanggup dipungkiri, kondisi geografis suatu daerah mempunyai peranan penting dalam kemajuan pembangunan. Daerah yang berada di wilayah strategis sangat signifikan dalam mempercepat dan meningkatkan pembangunan ekonomi. Sebagai contoh, Provinsi Banten yang secara geografis sanggup dibagi dalam dua wilayah pembangunan, yaitu utara dan selatan. Bagian utara meliputi Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Cilegon. Sedangkan pecahan selatan meliputi Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang.
Daerah pecahan selatan relatif tertinggal dibandingkan daerah pecahan utara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDRB 2009 di Kabupaten Pandeglang dan Lebak pecahan selatan masing-masing mencapai Rp 3,9 miliar dan Rp 3,8 miliar. Sedangkan pecahan utara ibarat Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang mencapai Rp 17 miliar dan Rp 27 miliar. Padahal, Kabupaten Lebak dan Pandeglang luasnya 63,89 persen dari luas Banten. Sementara Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang hanya 12.06 persen luas Banten.
Kondisi tersebut disebabkan oleh geografi-strategis daerah pecahan utara yang sangat bersahabat dengan kota metropolis DKI Jakarta. Posisi Tangerang dan Kota Tangerang sebelah utara merupakan hinterland bagi DKI Jakarta. Tangerang ludang keringh melayani Jakarta dibandingkan wilayah selatan. Sebaliknya, pecahan selatan seolah menjadi daerah yang berdiri sendiri. Di samping itu, tempat pecahan utara merupakan spill over (tumpahan) pembangunan di DKI Jakarta. Bisa dilihat misalnya, Kota Tangsel yang relaf gres sudah mempunyai indikator pembangunan sangat baik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel sudah mencapai 75,1 dan pendapatan per kapita Rp 8.459 juta ludang keringh.
Oleh lantaran itu, ketimpangan yang terjadi antara utara-selatan harus segera diatasi, salah satunya, melalui seni manajemen pembangunan jangka panjang dengan meterbaikkan potensi daerah tertinggal. Saat ini, seni manajemen yang tengah dikembangkan, antara lain, dengan menjadikan daerah pecahan selatan sebagai tempat minapolitan. Konsep utamanya ialah pembangunan kelautan dan perikanan yang berbasis tempat dengan keterpaduan lintas sektor untuk peningkatan taraf hidup masyarakat. Sedangkan prinsipnya ialah pengembangan kewilayahan yang akibattif, efisien disertai proteksi lintas sektor.
Lokasi-lokasi pengembangan minapolitan Banten meliputi Pelabuhan perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, tempat budidaya rumput bahari Pontang, Kota Serang, dan tempat budidaya kerang Panimbang dan tempat awalan pendaratan ikan (PPI) Binuangeun. Lokasi itu merupakan pusat pengembangan perikanan yang diprioritaskan. Mulai 2012 empat tempat pelabuhan perikanan tersebut akan menjadi tempat minapolitan di Banten untuk jenis perikanan tangkap.
Anggaran sektoral pada DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Banten akan dikonsentrasikan untuk memdiberikan input produksi serta sarana dan prasarana pokok. Sedangkan yang lintas sektoral berupa penyediaan prasarana pendukung ibarat jalan, jalan masuk irigasi serta proteksi lain yang diperlukan. Dalam pengaplikasiannya, sebagain besar yang dimiliki akan dikonsentrasikan pada lokasi minapolitan dimaksud.
Proyek pengembangan tempat minapolitan di Banten ini akan menjadi percontohan nasional bagi sektor kelautan dan perikanan. Karena itu, proyek ini perl dikawal oleh seluruh elemen masyarakat supaya proyek ini berhasil. Pengembangan tempat minapolitan harus menjadi prioritas utama yang dikerjakan sungguh-sungguh di masing-masing daerah. Dukungan dan kolaborasi tiruana pihak sangat dibutuhkan untuk menyukseskan agenda strategis ini, sehingga kesenjangan pembangunan sanggup teratasi.
C. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep seni manajemen pertama dan kedua mendorong para pakar ekonimi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul seni manajemen pembangunan dengan nama seni manajemen ketergantungan adalah:
§ Jika suatu Negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, Negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usah melepaskan ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang sanggup ditempuh diantaranya adalah; meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, ludang keringh menyayangi produk nasional, dan sejenisnya.
§ Teori ketergantungan ini kemudian dikeritik oleh Kathari dengan menyampaikan “…sebab selalu akan mudah sekali bagi kita untuk menumpahkan tiruana kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja…” (Kathari dalam Ismid Hadad, 1980).
D. Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myedall dan Hirschman, yang mengemukakan sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secapat daerah yang ludang keringh kaya/maju. dikarenakan kemampuan/ efek menyebar dari kaya ke miskin (spread effects) ludang keringh kecil dari pada terjadinya pedoman sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Mydrall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai. Sedangkan Hirscham percaya, sekalipun gres akan tercapai dalam jangka panjang.
E. Strategi pendekatan kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus benar – benar dipenuhi, ibarat sandang, pangan, dan papan. Dalam hal pembangunan Indonesia masih sangat rendah terutama pada sektor pemenuhan kebutuhan pokok, Indonesia masih jauh dari kata terpenuhi. Masih banyak masyarakat Indonesia yang kebutuhan pokoknya belum terpenuhi. Maka dari itu dilakukan suatu seni manajemen untuk menanggulanginya, yaitu seni manajemen pendekatan kebutuhan pokok. Sasaran dalam seni manajemen ini ialah menanggulangi kemiskinan secara masal. Menghapus kemiskinan di indonesia mungkin hal yang sangat susah untuk diwujudkan tapi setidaknya mengurangi kemiskinan sanggup diupayakan. Penanggulangan kemiskinan sanggup diupayakan dengan cara – cara diberikut antara lain:
1) Kurangi korupsi, mengurangi korupsi mungkin ludang keringh mudah daripada memberantas korupsi secara keseluruhan. Setidaknya dengan berkurangnya korupsi sanggup membantu menanggulangi kemiskinan.
2) Percayakan produk lokal dan kalo sanggup dinomorsatukan, mempercayai dan memakai produk lokal atau dalam negeri ludang keringh baik daripada memakai produk luar lantaran sanggup membantu Negara ini sendiri biar semakin berkembang.
3) Tingkatkan mutu barang, meningkatkan mutu atau kualitas dari suatu barang itu sangat penting, lantaran kualitas memilih kepercayaan konsumen terhadap suatu barang.
4) Maksimalkan pendidikan dan keterampilan, meningkatkan dan meterbaikkan pendidikan bagi masyarakat, serta mengajarkan keterampilan bagi masyarakat luas sanggup menghasilkan sumber daya insan yang unggul sehingga sanggup membuat lapangan pekerjaan sendiri.
5) Jujur, perilaku jujur merupakan suatu pondasi untuk mempunyai hidup yang ludang keringh baik. Jujur harus ditanamkan kepada tiruana orang biar tidak terjadi hal yang sanggup merugikan Negara ibarat korupsi.
6) Gigih, untuk menanggulangi kemiskinan kita harus melakukannya dengan bersungguh-sungguh biar tercapai yang kita harapkan.
Usaha Strategi selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) yang menekankan bahwa kebutuhan pokok insan mustahil sanggup dipenuhi kalau pendapatan masih rendah tanggapan kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh lantaran itu sebaiknya usaha-usaha ludang keringh diarahkan pada penciptaan lapangan pekerjaan bagi pengangguran, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, pemberdayaan sumber daya manusia, distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata dan sejenisnya.
Tujuan pemenuhan kebutuhan pokok untuk mengamanatkan bahwa di antara implikasi dan konsekuensi logis dari iman ukhuwah ialah sumber daya nikmat yang ada harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pokok tiruana individu sehingga setiap orang mendapat baku hidup yang manusiawi, layak dan terhormat sesuai dengan martabat manusia.
Sasaran dari seni manajemen ini ialah menanggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok insan mustahil sanggup dipenuhi kalau pendapatan masih rendah tanggapan kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh lantaran itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok, dan sejenisnya.
2.4 Strategi Pembangunan Ekonomi di Indonesia
Sebelum orde gres seni manajemen pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada perjuangan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya Nampak adanya kecenderungan ludang keringh menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik, dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, seni manajemen pembangunan di Indonesia labih diarahkan pada tindakan pemmembersihkanan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama perjuangan untuk menekankan laju yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan pemerintah yang ada, sanggup sedikit disimpulkan bahwa seni manajemen pembangunan di Indonesia tidak mengenal perbedaan seni manajemen yang ekstrem. Sebagai contoh selain seni manajemen pemerataan pembangunan, Indonesia-pun tidak mengesampingkan stratei pertumbuhan, dan seni manajemen yang berwawasan ruang ( terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia dengan aneka macam wilayah pembangunan I,II, III dan seterusnya).
Strategi-strategi tersebut kemudian dipertegas dengan dtetapkannya sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yakni :
§ Repelita I: meletakkan titik berat pada sector pertanian dan industry yang mendukung setor pertanian meletakkan lendasan yang kuat bagi tehap selanjutnya.
§ Repelita II: meletakkan titik berat pada sector pertanian dengan meningkatkan industry yang mengolah materi mentah menjadi materi baku meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
§ Repelita III: meletakkan titik berat pada sector pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industry yang mengolah materi baku menjadi barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
§ Repelita IV: meletakkan titik berat pada sector pertanian untuk melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industry yang sanggup manghasilkan mesin-mesin industry sendiri, baik industry ringan yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjtnya meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
2.5 Pembangunan Ekonomi Daerah
Sebelum menjelaskan ihwal pembangunan ekonomi daerah, disini akan menjelaskan terludang keringh lampau ihwal pengertian daerah (regional) itu sendiri, lantaran pengertian daerah sanggup berbeda-beda artinya tergantung pada sudut pandang melihatnya. Misalnya dari sudut hokum, keamanan, kepemerintahan dan lain sebagainya. Namun kami dalam hal ini akan menjelaskan pengertian daerah hanya melihat dari sudut pandang ekonominya saja.
Ditinjau dari sudut pandang ekonominya daerah mempunyai arti :
a) Suatu daerah dianggap sebagai raung dimana terdapat acara ekonomi dan di dalam pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang sama, kesamaan sifat-sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan perkapita, sosia-budayanya, geografisnya dan lain sebagainya. Daerah yang mempunyai ciri-ciri ibarat ini disebut daerah homogen.
b) Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang apabila daerah tersebut dikuasai oleh sutu atau beberapa pusat acara ekonomi. Daerah dalam pengetian ini disebut sebagai daerah modal.
c) Suatu daerah ialah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu manajemen tertentu ibarat satu provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan lain sebagainya. Daerah ini didasarkan pada pembagian administrative suatu Negara. Daerah dalam pengertian ini dinamakan daerah adminitrasi.
Lincolin Arsyad (2000) memdiberikan pengertian pembangunan ekonomi daerah ialah “sebagai proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kementrian antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk membuat suatu lapangan kerja gres dan merangsang perkembangan acara ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut”.
Dalam pembangunan ekonomi daerah yang menjadi pokok permasalahannya ialah terletak pada kudang keringjakan-kudang keringjakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous) dengan memakai potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarah pada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk membuat kesempatan kerja gres dan merangsang peningkatan acara ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah ialah suatu proses yang meliputi pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang ludang keringh baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan usaha-usaha baru.
Tujuan utama dari setiap pembangunan ekonomi daerah ialah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bahu-membahu mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh lantaran itu, pemerintah dengan partisipasi masyarakatnya, dengan proteksi sumberdaya yang ada harus bisa menghitung potensi sumber daya-sumber daya yang diharapkan untuk merancang dan membangun ekonomi daerahnya.
2.6 Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
Secara umum seni manajemen pembangunan ekonomi ialah membuatkan kesempatan kerja bagi penduduk yan ada kini dan upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi, serta membuatkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam. Pembjaminan ekonomi akan berhasil bila bisa memenuhi kebutuhan dunia usaha. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya fluktuasi ekonomi sektoral, yang pada jadinya akan mensugesti kesempatan kerja.
Lincolin Arsyad (2000) secara garis besar menggambarkan seni manajemen pembangunan ekonomi daerah sanggup dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
a) Strategi pengembangan fisik ( locality or physical development strategy)
Melalui pengembangan agenda perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang ditunjukkan untuk kepentingan pembangunan isdustri dan perdagangan, pemerintah daerah akan besar lengan berkuasa positif bagi pembangunan dunia perjuangan daerah. Secara khusus, tujuan seni manajemen pembjaminan fisik ini ialah untuk membuat bukti diri masyarakat , dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic center) dalam upaya memperbaiki dunia perjuangan daerah. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diharapkan alat-alatpendukung, yaitu :
· Pembuatan bank tanah (land banking), dengan tujuan biar mempunyai data ihwal tanah yang kurang optimal penggunaannya, tanah yang belum dikembangkan,atau salah ddalam penggunaannya dan lain sebagainya.
· Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan tujuan untuk memperbaiki iklim investasi di daerah dan meperbaiki gambaran pemerintah daerah.
· Penataan kota (townscaping), dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan, penataan pusat-pusat pertokoan, dan penetapan baku fisik suatu bangunan.
· Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik untuk merangsang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah.
· Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan besar lengan berkuasa positif bagi dunia usaha, disamping membuat lapangan kerja.
· Penyediaan infrastruktur ibarat : sarana air membersihkan, taman, sarana parkir, tempat olahraga dan lain sebagainya.
b) Strategi pengembangan dunia perjuangan ( business development strategy)
Pengembangan dunia perjuangan merupakan komponen penting dalam pembangunan ekonomi daerah, lantaran daya tarik, kerativitas atau daya tahan acara ekonomi dunia usaha, ialah merupakan cara terbaik untuk membuat perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik tersebut diharapkan alat-alat pendukung, antara lain :
· Penciptaan iklim perjuangan yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan kudang keringjakan yang memdiberikan kegampangan bagi dunia perjuangan dan pada dikala yang sama mencegah penurunan kualitas lingkungan.
· Pembuatan informasi terpadu yanf sanggup megampangkan masyarakat dan dunia perjuangan untuk bekerjasama dengan pegawanegeri pemerintah daerah yang berkaitan dengan perijinan dan informasi planning pembangunan ekonomi daerah.
· Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan perjuangan kecil, lantaran perjuangan kecil kiprahnya sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai sumber dorongan memajukan kewirausahaan.
· Pembuatan system pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak hemat dalam produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk impor, seta perilaku kooperatif sesama pelaku bisnis.
· Pembuatan forum penelitian dan pengembangan litbang). Lembaga ini diharapkan untuk melaksanakan kajian ihwal pengembangan produk baru, teknologi baru,dan pencarian pasar baru.
c) Strategi pengembangan sumber daya insan ( human resource development strategy)
Strategi pengembangan sumberdaya insan merupakan aspek yang paling penting dalam proses pembangunan ekonomi, oleh lantaran itu pembangunan ekonomi tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas dan ketrampilan sumberdaya insan ialah suatu keniscayaan. Pengembangan kualitas seumberdaya insan sanggup dilakukan denganca cara :
· Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pembinaan yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan asa sipemdiberi kerja.
· Pembuatan bank kepakaran (skill banks), sebagai bank informasi yang diberisi data ihwal kepakaran dan latar belakang orang yang menganggur di penciptaan iklim yang mendukung bagi perkembangan lembaga-lembaga pendidikan dan keterampilan di daerah.
· Pengembangan forum pembinaan bagi para penyandang cacat.
d) Strategi pengembangan masyarakat (community based development strategy)
Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan acara yang ditujukan untuk memberdayakan (empowerment)suatu kelompok masyarakat tertentu pada suatu daerah. Kegiatan-kegiatn ini berkembang baik di Indonesia belakangan ini, lantaran ternyata kudang keringjakan umum ekonomi yang tidak bisa memdiberikan manfaat bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
Tujuan acara ini ialah untuk membuat manfaat social, ibarat contohnya dengan membuat proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh laba dari usahanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Didalam melaksanakan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang terpercaya serta diharapkan sanggup melaksanakan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan seruan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data hingga tingkat Kabupaten/Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diharapkan ialah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan menimbulkan adanya pekerjaan berat kepada para pakar pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kudang keringjakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi aneka macam problem yang muncul tanggapan kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana.
Upaya pembangunan yang terjadwal sanggup dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Ludang keringh jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya perjuangan pembangunan.
Perencanaan pembangunan mempunyai ciri khusus yang bersifat perjuangan pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:
- Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat sanggup tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif.
- Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
- Berisi upaya melaksanakan struktur perekonomian
- Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
- Adanya pemerataan pembangunan.
3.2 Saran
Pembangunan daerah disertai dengan otonomi atau disebut juga otonomi daerah, sangat relevan dengan pembangunan secara menyeluruh lantaran beberapa alasan.
· Bahwa pembangunan daerah sangat tepat diimplementasikan dalam mana perekonomian mengtangguhkan kepada pengelolaan sumber-sumber daya publik (Common and public resources) antara lain sektor kehutanan, perikanan, atau pengelolaan wilayah perkotaan.
· Pembangunan daerah meyakini bisa memenuhi asa keadilan ek onomi bagi sebagian banyak orang. Dengan otonomi daerah diharapkan sanggup memenuhi prinsip bahwa yang menghasilkan ialah yang menikmati, dan yang menikmati haruslah yang menghasilkan.
· Pembangunan daerah sanggup menurunnya biaya-biaya transaksi ( transaction cost). Biaya transaksi merupakan biaya total pembangunan yang sanggup dipisahkan ke dalam biaya informasi , biaya yang menempel dengan harga komoditi, dan biaya pengamanan.
· Pembangunan daerah sanggup meningkatnya domesticpurchasing power
Empat alasan yang dikemukakan di atas mempunyai arti strategis dalam rangka membuatkan perekonomian di daerah utamanya di perdesaan. Hal tersebut bukan saja disebabkan sumber permasalahan ludang keringh banyak bertempat diperdesakan secara fisik, tetappi sebetulnya perdesaaan juga menyimpan skor-skor lokal yang perli didiberi peluang untuk berkembang memanfaatkan sumber-sumberdaya alam melalui otonomi daerah.
Itulah sebabnya menjadi penting bahwa pembangunan daerah memerlukan perencanaan dan koordinasi yang terpadu, secara vertikal maupun horizontal, untuk mengantisipasi pedoman externality secara spasial maupun akumulatif. Dengan demikian, kudang keringjakan dan agenda pembangunan daerah yang disusun tidak hanya sanggup memdiberi panduan yang terarah dan efisien bagi pemecahan permasalahan tetapi ludang keringih jauh memdiberi jaminan akan keberlanjutan sistem produksi dalam wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
/search?q=kumpulan-contoh-makalah-komplit-terbaru_28
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
/search?q=kumpulan-contoh-makalah-komplit-terbaru_28
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/perekonomian_indonesia/bab2-perkembangan_strategi_dan_perencanaan_pembangunan_ekonomi_indonesia.pdf
Nugroho, Iwan dan Rokhimin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah perspektif Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Jakarta. LP3ES
Drs.Subandi,M.M.2005.Sistem Ekonomi Indonesia. Alfabeta Bandung
----------
Demikianlah artikel contoh makalah ekonomi yang sanggup didiberikan pada postingan kali ini, semoga berguna untuk anda.
Advertisement