'/> Contoh Makalah Agama Islam

Info Populer 2022

Contoh Makalah Agama Islam

Contoh Makalah Agama Islam
Contoh Makalah Agama Islam
Contoh makalah agama islam kali ini berjudul arti tauhid dalam islam yang sanggup menjadi sumber isu singkat bagi yang mencari pola artikel dan makalah dengan topik agama islam. Silahkan disimak!

Contoh Makalah Agama Islam

------
MAKNA TAUHID DALAM ISLAM

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pembahasan mengenai Tauhid merupakan hal yang paling urgen dalam Agama Islam, dimana Tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti atau akar daripada  Aqidah Islamiyah. Kalimat Tauhid yang ludang keringh dikenal dengan kalimat Syahadat atau juga disebut Kalimah Thayyibah begitu masyhur di kalangan umat Islam. Dalam kesehariannya, seorang muslim melafalkan kalimat tersebut dalam setiap shalat wajibnya yang lima waktu.

Namun rupanya dikala ini pembahasan duduk masalah 'Aqidah menjadi sesuatu yang terkesampingkan dalam kehidupan, kencenderungan masyarakat yang hedonis dengan persaingan hidup yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan dunia menjadi suatu hal yang menyita perhatian insan daripada hal-hal lainnya, termasuk duduk masalah keagamaan, sehingga kita dapatkan aneka macam penyimpangan demi penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah umat Islam, dengan keadaan yang semakin hari semakin jelek ini rupanya lambat laun akan menyadarkan kita tiruana akan pentingnya kiprah agama Islam sebagai agama yang tidak mengatur urusan darul abadi saja, namun juga dalam mengatur urusan-urusan duniawi, yang mengakibatkan aqidah sebagai landasan berfikirnya.

Bahkan banyak dari umat Islam yang hanya mengenal agama Islam dengan hanya yakin dan percaya bahwa Allah SWT yaitu Tuhannya. Mereka tidak mengenal secara luas wacana Tauhid dan bagaimana cara mengesakan Allah SWT, sehingga mereka hanya yakin dan percaya dengan Islam tanpa adanya Ibadah dan terlaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

II. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Tauhid itu?
2. Apakah hakekat dan inti Tauhid itu?
3. Apakah keutamaan Tauhid?
4. Apakah keagungan kalimat Taauhid itu sendiri?
5. Apakah kesempurnaan Tauhid

BAB II
PEMBAHASAN

I. PEMBAHASAN MASALAH
1. Pengertian Tauhid
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT yaitu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Renungkanlah QS. Al Ikhlash ayat 1 s.d. 4 :
Artinya:

1. Katakanlah (Muhammad) : “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
2. Allah yaitu daerah meminta segala sesuatu
3. (Allah) tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Firman Allah dalam QS. Adz Dzaariyaat ayat 56 :
Artinya : “Dan saya tidak membuat jin dan insan melainkan hanya untuk memberikanbadah kepada-Ku.”

Bila kita cermati ayat-ayat Al-Quran di atas, sangatlah terang bahwa Allah yaitu satu dan kita wajib memberikanbadah kepada Allah SWT serta janganlah menyutukanNya dengan apapun. Menyembah atau memberikanbadah kepada Allah SWT ialah penghambaan diri kepada Allah Taala dgn menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya sebagaimana yg telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Inilah hakikat agama Islam krn Islam artinya ialah penyerahan diri kepada Allah semata-mata yg disertai dgn kepatuhan mutlak kepada-Nya dgn penuh rasa rendah diri dan cinta. Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan baik lahir maupun batin yg dicintai dan diridai Allah. Suatu amal diterima oleh Allah sebagai suatu ibadah apabila tulus krn Allah dan mengikuti dan sesuai tuntunan Rasulullah saw.

Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya yaitu batil. Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala malu dan kekurangan. Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.

Beriman kepada Allah SWT terwujud dalam empat perkara:

· Beriman kepada Wujud Allah

· Beriman kepada Rububiyah Allah
Rububiyah yaitu kata yang dinisbatkan kepada salah satu nama Allah SWT, yaitu ‘Rabb’. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: al-Murabbi (pemelihara), al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al-Mushlih (yang memperbaiki), al-Sayyid (tuan) dan al-Wali (wali). Dan dalam syariat Islam, istilah Tauhid Rububiyah berarti: “Percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Pencipta, Pemilik, pengendali alam raya yang dengan takdir-Nya Ia menghidupkan dan mematikan serta mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya.

· Beriman kepada Uluhiyah Allah
Tauhid yang mempercayai bahwa hanya kepada Allah-lah insan harus bertuhan, memberikanbadah, memohon pertolongan, tunduk, patuh, dan merendah serta tidak kepada yang lain. Makna Uluhiyah yaitu mengakui bahwa hanya Allah lah Tuhan yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagiNya. Tauhid Uluhiyah merupakan ujung ruh Al Qur’an, yang kesannya para Rasul diutus, yang kesannya ada pahala dan siksa, dan kesannya keikhlasan beragama kepada Allah terealisasi.

· Beriman kepada Asma’ dan sifat Allah.
Tauhid yang mempercayai bahwa hanya Allah yang mempunyai segala sifat kesempurnaan dan terlepas dari sifat tercela atau dari segala kekurangan. Atau memutuskan asma’ dan sifat Allah menurut apa yang ditetapkan oleh Allah untuk diri-Nya di dalam Al Qur’an maupun sunnah Rasul-Nya.

2. Hakekat dan Inti Tauhid
Hakekat dan inti tauhid yaitu semoga insan memandang bahwa tiruana masalah berasal dari Allah SWT, dan pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya tanpa lantaran atau perantara. Seseorang melihat yang baik dan buruk, yang berkhasiat dan yang berbahaya dan semisalnya, tiruananya berasal dariNya SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain. Tauhid itu yaitu mula dan akar ibadah. Praktik tauhid yaitu praktik syahadat secara nyata. Inilah praktek beragama yang paling tidak ringan dan sepele lantaran di dalamnya terdapat gangguan dan aral-gangguan dan aral serta rintangan-rintangan dan godaan-godaan besar yang akan menjumpai tiap orang yg menempuhnya. Hanya atas pemberian taufik dan hidayah Allah sajalah tiap hamba sanggup menempuhnya dengan benar dan selamat.

3. Keutamaan Tauhid
· Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit r.a, sebetulnya Nabi SAW bersabda, “Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad SAW yaitu hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa yaitu hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang dimemberikankan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa) nirwana yaitu benar, neraka yaitu benar, pasti Allah SWT memasukkannya ke dalam nirwana menurut amal yang telah ada”.

· Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, ‘Wahai keturunan Adam, selama kau berdoa dan mengharap kepada-Ku, pasti Kuampuni tiruana dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, kalau dosamu telah sama ke atas langit, lalu engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Kuampuni dan Aku tidak peduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, kalau engkau tiba kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, lalu engkau tiba menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, pasti Aku tiba kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi).” HR. At-Tirmidzi.

4. Keagungan Kalimat Tauhid
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Nabi Nuh ‘alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, ia berkata kepada anaknya, “Sesungguhnya saya memberikan amanat kepadamu: Aku perintahkan kepadamu dua masalah dan melarangmu dari dua perkara. Saya perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan dalam satu daun berat sebelahan dan kalimah laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah) diletakkan pada daun berat sebelahan yang lain, pasti kalimat laa ilaaha illallah ludang keringh berat. Dan jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah bulat yang samar, pasti dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi wabihamdih (maha suci Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya ia merupakan inti dari tiruana ibadah. Dengannya makhluk dimemberikan rizqi. Dan saya melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur…” HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad.

5. Kesempurnaan Tauhid
Tauhid tidak tepat kecuali dengan memberikanbadah hanya kepada Allah SWT semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, ibarat firman Allah SWT (QS. An-Nahl :36) yang artinya : “Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang dimemberikan petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kau dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.

Thaghut yaitu setiap masalah yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan ibarat berhala, atau yang diikuti ibarat peramal dan para ulama jahat, atau yang ditaati ibarat para pemimpin atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah SWT. Thaghut itu sangat banyak dan pada dasarnya ada lima:
1. Iblis (semoga Allah SWT melindungi kita darinya),
2. Siapa yang disembah sedangkan dia ridha
3. Siapa yang mengajak insan untuk menyembah dirinya,
4. Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,
5. Siapa yang berhukum kepada selain aturan Allah SWT

II. ANALISIS
Menurut saya, tauhid yaitu landasan dari setiap orang yang beragama Islam, bahkan dikala kita mengikrarkan diri masuk agama Islam, kita sudah mengucapkan kalimat syahadat yang didalamnya terdapat kalimat Asyhaduallailahaillallah yang berarti saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang berarti kita telah meyakini bahwa Allah itu Esa dan tidak ada yang mempersekutukannya. Dan sebagai konsekuensi atas kesaksian kita dan legalisasi kita terhadap Allah, maka kita harus mau menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sebagain wujud tauhid kita terhadap Allah SWT. Selain itu, kita sebagai insan memang sepantasnya menyadari bahwa kita sebagai makhluk Allah dan sebagai hamba-Nya mempunyai kiprah untuk memberikanbadah kepada-Nya dan bertakwa pada-Nya.

BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa tauhid berarti seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT yaitu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Selain itu tauhid juga bila kita bisa memahami dan meartiinya dengan baik mempunyai keagungan dalam kalimatnya, keutamaan, dan kesempurnaan sesuai dengan Al Alquran dan Sunnah.
Dan kita sebagai seorang muslim harus bisa menyelami dan menerapkan perilaku tauhid dalam hidup kita supaya kita mendapat keridhoan Allah dalam dunia dan akhirat.

II. SARAN
Setelah pembahasan makalah ini, dibutuhkan mahasiswa pada khususnya dan umat Islam pada umumnya sanggup memahami Tauhid, sehingga sanggup mengenal Allah SWT serta sanggup mengamalkannya dengan ibadah dan terlaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengenal Allah SWT sebagai Tuhan yang Esa dan yang patut disembah, kita akan terhindar dari perbuatan syirik. Mudah-memperringan dan sepelean kita termasuk orang-orang yang dilindungi Allah SWT dari perbuatan syirik yang mengantar kita ke neraka jahanam. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.islamhouse.com/
http://www.perpustakaan-islam.com/
http://sabdaislam.wordpress.com/2009/12/16/bab-6-penjelasan-tentang-arti-tauhid/
http://indonesiaindonesia.com/f/5168-pengertian-tauhid/
http://blog.re.or.id/arti-tauhid.htm

------

Demikian pola singkat makalah agama islam pada postingan kali ini. Semoga pola diatas sanggup menjadi tumpuan yang memberi manfaat untuk pembaca.
Advertisement

Iklan Sidebar