Sebuah contoh naskah drama persahabatan pendek dengan pemain film 3 orang ini bisa menjadi materi latihan atas sebagai tumpuan konsep pembuatan naskah drama dan seni tugas lainnya.
Naskah Drama Persahabatan
Pemain:
- Wati
- Sita
- Ibu Dibyo
Suasana panggung terlihat suram dengan setting sebuah kamar tidur dan terdapat seoang gadis cukup umur sedang menangis sambil menutup kedua telinganya dengan bantal. Dia ialah Wati, gadis cukup umur berumur 17th. Di luar kamar terdengar bunyi belahan piring dan makian dari Bapak dan Ibunya Wati.Tidak usang kemudian Wati mengambil handphone-nya dan mencoba menghubungi Sita, sabahat karibnya semenjak mereka duduk di Bangku SD. Setelah berbicara melalui handphone, Wati mengambil sebuah tas dan mengemasi pakaian dan buku-buku sekolahnya. Dengan keluar melalui jendela kamar, Wati mencoba kabur dari rumahnya.
Suasana panggung bermetamorfosis setting sebuah ruang tamu. Tampak 2 orang cukup umur putri yang sedang berbincang. Mereka ialah Wati dan Sita.
Wati: Sita, saya sudah benar-benar tidak tahan. Hampir setiap hari dan setiap dikala saya mendengar bapak dan ibuku bertengkar
Sita: Kamu yang sabar ya. Mungkin memang dikala ini bapak dan ibumu sedang ada masalah. Berdoa ya semoga duduk kasus ia segera bisa diatasi
Wati: Hatiku hancur waktu mendengar ibuku minta cerai. Seandainya mereka benar-benar bercerai, saya harus ikut siapa? saya malu, aib sekali Sita.
Sita: Aku mengerti sekali perasaanmu, tapi kau juga jangan hingga terlalu murung alasannya saya khawatir jika kau terlalu murung nanti malah akan mempengaruhi sekolahmu. Kita sebentar lagi mau menghadapi Unas lho
Wati: Ah biarlah, seandainya saya tidak lulus juga mungkin orang tuaku tidak peduli.
Sita: Tidak ada orang renta yang tidak peduli dengan anaknya. Hanya mungkin dikala ini mereka berdua sedang ada duduk kasus jadi terlihat menyerupai mereka sedang sibuk dengan urusan mereka sendiri
Wati: Percuma saya punya orang renta jika setiap hari isinya bertengkar saja. Apa mereka berdua tidak aib dengan tetangga yang sudah niscaya mendengar bunyi mereka bertengkar?
Dari ruangan dalam rumah keluarlah seorang ibu-ibu sambil membawa pisang goreng dan teh manis.. Ibu itu ialah Ibu Dibyo, Ibunya Sita.
Ibu Dibyo: Tidak baik bicara menyerupai itu Wati. Apapun yang terjadi, mereka berdua ialah orang tuamu. Banyak bawah umur di luar sana yang sangat menginginkan mempunyai orang tua
Wati: (sambil menunduk dan menangis) Saya harus bagaimana bu?
Ibu Dibyo: Bersikaplah menyerupai biasa, tetap menjadi anak yang penurut. Bila ada kesempatan yang tepat, cobalah bicara dengan bapak ibumu, sampaikan bahwa kau merasa sangat tidak nyaman bila mereka berdua bertengkar.
Wati: akan saya coba bu..
Sita: Nah, kau jangan murung lagi ya. Ayo donk tersenyum lagi (sambil mengusap air mata Wati dan membelai rambut Wati)
Wati: terima kasih Sita, terima kasih bu. Sita, beruntung sekali kau mempunyai Ibu yang sabar.
Sita: Lho semenjak dulu kan kau sudah dianggap bab dari keluargaku. jadi ibuku juga ibumu lho. Benar kan bu?
Ibu Dibyo: Iya benar. wati sudah ibu anggap menyerupai anak ibu sendiri
Wati: Bu, malam ini saya boleh menginap disini?
Ibu Dibyo: Boleh, tapi kau harus telp ke rumah dulu. Beritahu Bapak dan Ibumu jika kau menginap disini supaya mereka berdua tidak galau mencarai kau ada dimana
Wati: iya bu, terima kasih
Advertisement